POLEMIK RUU PKS


Oleh : Bunda Hanan SAg.MEIL
Direktur Litbang STAI HAS

Sebenarnya mengerikan sekali ketika ada kata memperkosa menjadi lelucon.

Bayangkan jika anda, anak anda, kerabat anda yang mengalaminya

Setiap kali dengar kosa kata itu merinding
Teringat kasus kasus dan setumpuk pengaduan yang di dampingi teman yang menjadi relawan LBH.

Memang kejahatan seksualitas baik yang sifatnya massif seperti kasus thn 1998 yang terjadi kepada perempuan keturunan cina, perempuan palestina dalam konflik perang hingga yang private sekali yang disebut marital rape tak pernah bisa tuntas diselesaikan. Anehnya dianggap biasa saja.

Sensitifitas yang harus dibangun memang bukan semata mencoba mengecam keras pelaku atau tindakan tetapi mungkin juga mengajak para kaum adam untuk senantiasa berlalu ma'ruf kepada istri mereka.

Seksualitas bagian dari ibadah pernikahan yang dilakukan dengan  cara yang ma'ruf, dan atas dasar saling bukan sekedar pelepasan hasrat sesaat.

Sampai di sini saya sempat berimajinasi bahwa Nabi Muhammad yang berusia lebih muda dari Khadijah pasti punya gairah seksualitas yang mungkin gak imbang. Secara psikologis khadijah bisa jadi frekuensi seksualitasnya jauh menurun di usia 40th ke atas dan Nabi justru semakin tinggi ketika usia 25 ke atas. Namun tak pernah ada cerita sejarah yang merekam bahwa pada saat itu Nabi poligami (biasanya alasan poligami salah satunya  untuk pemenuhan seksualitas ). Tidak pula terekam sejarah bahwa khadijah tidak bahagia.

Sampai di sini, tak mengapa membahas RUU PKS dengan segala kontroversinya tetapi hati2 ketika kita berseloroh karena kita perlu juga punya sensitifitas terhadap hal yang mungkin kita tidak pernah tau, tak mengalaminya.

27.09.2019
Kominfo BEM STAI HAS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hymne STAI HAS

Berkah Sowan ke Kyai

STAIHAS Selenggarakan Workshop LITERASI bersama AMPLI