HARUSKAH KITA MELARANG MEROKOK


Oleh : Suci Yunita KRIP
Semester 3 C PAI eksekutif

Hanya sebagian orang yang tidak tahu bahaya merokok bagi kesehatan. Namun tetap saja banyak orang tetap merokok, seolah tak mempedulikan ancaman yang ditimbulkan akibat merokok.

MEROKOK bukan saja milik kaum adam. Merokok sudah menjadi gaya hidup kaum hawa. Duduk-duduk di cafe, di pojok kota, jarang melihat perempuan tanpa sebatang rokok terselip di jarinya. Rokok dapat menjadikan hidup lebih keren. Lebih dari sekadar mengejar nikmatnya cita rasa nikotin belaka.
Rokok dapat menyebabkan kanker dan perokok sudah tahu informasi tersebut. Kewajiban perusahaan rokok mencantumkan bahaya merokok bertujuan agar orang menjadi jera tidak ampuh, karena merokok hampir sama kuatnya dengan kebutuhan untuk makan.

Boleh tidak makan asal masih boleh merokok, ujar perokok sejati. Dari rokok terpetik banyak rasa enak. Otak tergerak merasa lebih jernih, lancar berpikir, deras ide mengalir, dan dengan cara memberikan kelebihan itu rokok semakin dibutuhkan.

Padahal, bahaya nikotin dan ribuan zat kimiawi di dalam asap tembakau, memiliki sifat jelek terhadap tubuh manusia, khususnya terhadap kesehatan perempuan.
Dan tidak jauh saya jumpai mahasiswa di kampus pun banyak yang merokok sebab kata mereka " cukai rokok yang paling besar di Indonesia, urutan pertama penyedia dana olahraga dan seni pertunjukan, dan penyedia lapangan pekerjaan terbesar di indonesia ini ya memanh rokok.

Tapi kembali lagi jika dilihat dari aspek kesehatan, banyak orang yang meninggal karena asap rokok.
Tapi sebenarnya sih yang paling bahaya tuh bukan rokok tapi korek, sumber utama dari asap rokok yaitu korek, tapi kembali lagi sama dirisendiri sih, cukupkah himbauan itu? Yahh hanya dengan niat yang kuat, kebiasaan merokok bisa dihentikan saat ini juga. Detik ini juga. Maka kunci berhenti merokok, memang terletak pada niat. Kuatnya niat sajalah yang mengantarkan siapa saja, setiap perempuan, setiap calon ibu memikirkan orang lain menjadi ”passive smoker” yang memikul jahatnya asap rokok, selain menjaga hak anak yang akan dilahirkannya.

Maka tidak ada pihak lain, badan apa pun, atau kekuasaan paling otoriter mana pun, selama merokok tidak dilarang oleh hukum, orang masih tetap merdeka untuk terus merokok. Hanya karena pertimbangan memikirkan orang lain itulah, niat untuk berhenti merokok itu dimunculkan atas kemauan diri sendiri, bukan kemauan siapa pun.

Dan pada kesimpulannya tetap saja saya kurang suka dengan asap rokok itu maka memang harus kalau melarang merokok.

27.09.2019
Kominfo BEM STAI HAS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hymne STAI HAS

Berkah Sowan ke Kyai

STAIHAS Selenggarakan Workshop LITERASI bersama AMPLI