PEMANTIK DALAM PERGERAKAN (Part 1)_Rokhmat
PEMANTIK
DALAM PERGERAKAN
(PART 1)
Oleh :
Rokhmat
Semester
2 C Eksekutif STAIHAS Cikarang
Ada dua
hal yang saling berkaitan pada diri kita dalam berorganisasi dan bermasyarakat,
yaitu pujian dan kritikan. Semua orang pasti senang dan bahagia saat menerima
pujian, hal ini wajar dan manusiawi. namun bagi saya sangat perlu pujian
diberikan walaupun sebatas ucapan kepada seseorang terlebih buat para aktivis
pergerakan organisasi yang sudah merealisasikan proker supaya program berjalan
lancar dan sukses sesuai harapan, umumnya banyak menganggap hal ini biasa saja
bahkan di lupakan dan diungkapkan oleh para anggota atau peserta yang sudah
mengikuti program acara tersebut, walaupun masing-masing tergantung niat namun
sejatinya bukan tujuan utama berharap mendapatkan pujian dalam menjalankan
tugas proker, namun pujian secara fungsi disini adalah sebagai bentuk motifasi
untuk terus semangat tidak bosan-bosannya mengajak dalam menebar perkara
kebaikan buat anda atau team pergerakan.
Namun
pujian kaitannya tak luput dari kritikan, di sini coba kita bahas makna
kritikan, makna kritik/kri·tik/ n dalam KBBI artinya yaitu kecaman atau
tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya;
kritikan
buat diri seseorang mungkin pernah mengalami terlebih di dunia Organisasi
biasanya muncul dari seseorang dan yang jadi target sasaran utama yang dihujani
kritikan adalah seorang ketua .Dalam hal ini apa sih yang perlu kita sikapi
bagi personil, panpel, atau ketua pelaksana hingga ketum disaat kritikan
pedas dari internal pengurus atau anggota atau peserta membombardir kita.
Dalam hal
ini kritikan acapkali datang tanpa tedeng aling-aling dan tanpa kita duga
datangnya terlebih terkadang muncul tidak melihat sikon keadaan kita sedang
lagi kusut atau tidak walhasil sering diambil sikap oleh kita adalah emosi
baper tingkat tinggi bahkan dengan refleknya mundur dari kepengurusan yang
berimbas keluar dari komunitas group hihihihi, pembaca pernah banyak mengalami
dah kejadian demikian maklum ini cerita efek kita juga pernah ngalamin hehehe,
apa imbasnya bagi personil tersebut dengan kejadian demikian, malu, bingung,
canggung, dan segan mo ngobrolin apa pada saat papasan ketemu dengan yang
pernah satu kepengurusan, hingga efeknya adalah menutup diri dalam
bersosial dengan teman-teman dan bermasyarakat hemmm kasian juga ya
?..
Padahal
sejatinya manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa lepas dan yang selalu
butuh dengan mahluk lainnya.
Dari hal
diatas hikmah pembelajaran buat saya dan para pembaca menuju proses
profesionalisme dalam berogranisasi. Dalam mengahadapi kritikan dari berbagai
arah kanan, kiri, atas, bawah sebagai profesional sejati Anda tetap harus
bersikap tenang kala menerima kritikan. Setajam dan sekeras apa pun kritikan
yang datang tetap jangan dihadapi dengan emosi dan baper tingkat yang tinggi.
Jika
emosi Anda terpancing karena sebuah kritikan pedas, maka status sebagai seorang
profesional anda yang mungkin mempunyai embel-embel gelar SI, S2, S3, Ustadz,
Gus atau Kyai sekalipun, maka akan bisa lenyap seketika.
Lalu
bagaimana cara menghadapi kritikan agar tetap terlihat seperti seorang
profesional berkelas ? Mari kita bongkar bareng-bareng berikut ini
Pertama
Pahami Maksud di Balik Kritikan
Untuk
bisa menghadapi kritikan secara profesional, hal pertama yang harus Anda
lakukan adalah memahami makna dari kritikan tersebut, anggap itu nasihat buat
saya atau kita walaupun pedes. Kata ust atau pak kyai ngomong ma, jangan
melihat siapa yang ngomong tapi liat apa yang di omong "
Cermati
hal positif apa yang terkandung di dalam kritikan tersebut. Jangan menilai
sebuah kritikan dari bungkusnya saja, yang terasa begitu pedas dan keras namun
pasti terasa nikmat di dalamnya.
Coba
cermati dan pahami isi dari kritikan tersebut. Anda pasti akan menemukan
sejumlah poin penting yang berguna untuk menyelesaikan pekerjaan Anda dengan
lebih baik. Ini merupakan cara menghadapi kritikan sekaligus memanfaatkannya
untuk memperbaiki hasil kerja Anda. Sepedas apa pun kritikan yang datang, orang
yang melontarkannya pasti tidak bermaksud untuk menyakiti hati anda.
Mereka
hanya ingin membantu Anda untuk bisa menyelesaikan tugas yang diemban secara
maksimal. Hanya saja, cara membantunya adalah dengan jalan memberi kritikan.
nex Dari pada anda sibuk memikirkan rasa sakit hati akibat sebuah kritikan,
lebih baik Anda menarik napas dan menenangkan diri. Cobalah mengingat kembali
sosok yang mengkritik Anda. Karena dia adalah orang yang baik dan selalu peduli
membantu Anda untuk menjadi lebih baik.
Semakin
dalam kasih sayang dan semakin besar perhatian Anda kepada seseorang dan
masyarakat, maka semakin tulus dan besar pula kesediaan Anda mengamar-ma'rufkan
dan menahi munkarinya, mengoreksi dan mengkritisinya. Dari sini, barangkali
Anda boleh menyimpulkan bahwa apabila di suatu komunitas organisasi atau
masyarakat sudah tak ada lagi tradisi saling mengoreksi dan mengkritisi atau
mengamar ma'ruf-nahi-munkari, boleh dipastikan di situ sudah tidak ada saling
perhatian dan kasih sayang. Sebaliknya, jika ada yang alergi terhadap koreksi
dan kritisi, pastikanlah bahwa ia memang orang yang tidak atau kurang memahami
arti perhatian dan kasih sayang ( Maka bersyukurlah bahwa di kita, koreksi dan
kritisi masih ada ).
bersambung....
Salam
Ngopi ☕ Nusantara
Komentar