STAIHAS Selenggarakan Workshop LITERASI bersama AMPLI






Cikarang_Minggu 26/08, Talkshow literasi pada acara Litera Preneur yang di laksanakan oleh HMP (Himpunan Mahasiswa Prodi) STAIHAS Cikarang dengan AMPLI (Asosiasi Mahasiswa Pecinta Literasi Islami), yang bertempat di aula STAIHAS. Dihadiri lebih dari 60 peserta yang berasal dari berbagai universitas, univ Tama Bogor, Unsika, univ Juanda, STIE Pertiwi dan STAI Haji Agus Salim tentunya.

Dalam acara Talkshow literasi berbasis entreupreneur, dihadiri oleh Mang Geo (Tokoh Literasi Nasional), Mang Yayat (Penggagas Tahu Baca) yang mendapatkan penghargaan pak Presiden, Abah Uje (Aktivis Literasi Islami), Q Jabal Ulah (Aktivis Literasi Islam), Mang Ana (Aktivis Literasi Islam), AS Muda (Presiden AMPLI), Dr. Karyoto sebagai Ketua STAI HAS Cikarang dan tak ketinggalan yang menjadi moderatornya adalah Host MQTV yaitu Mr. Ben seorang ahli Literasi Bahasa.

Acara di awali dengan pembacaan ayat suci al-quran, juga sambutan oleh ketua STAIHAS dan ketua pelaksana.
Pembahasan pertama di sesi satu oleh Mang Geo, beliau mengeluarkan statement tentang kolerasi antara acara tersebut dengan literasi. Albert Einstein pernah berkata “Orang yang tidak mengetahui dimana ia berada, pada zaman apa ia berada, maka ia adalah orang GILA”.
Menurut pembagian zaman di dunia, filsuf-filsuf berpendapat bahwa zaman ini terbagi menjadi empat, yaitu :
Pertama, zaman agraria (1462 M). Dimana siapa yang mempunyai tanah, maka ia akan menguasai dunia.
Kedua adalah zaman revolusi industri (1495 M). Dimana ada orang yang mempunyai pabrik, maka dia akan menguasai dunia.
Ketiga, zaman informatika (1990an). Zaman dimana mulai bermunculan handphone dan alat komunikasi lainnya. Seperti halnya merek Nokia jadul, siemens, motorola dll. Ini menandakan siapa yang menguasai informatika, maka dia akan menguasai dunia.
Keempat, zaman idea. Ketahuilah bahwa hari ini, kita berada pada pada zaman Idea atau zaman inovasi dimana siapapun yang mempunyai idea maka ia akan menguasai dunia.
Korelasi antara acara literasi tersebut dengan entrepreneur ? Menurut Mang Geo, makna entreupreneur adalah menambah nilai (add value) bukan saja menjual. Siapapun orang yang bisa menambah nilai dari sesuatu yang telah ada itulah yang disebut entreupreneur.

Mang Geo sejak awal pernah berfikir bagaimana bisa mewujudkan mimpinya. Beliau buatlah sebuah ide barunya yaitu beliau membuat Pesantren Unik yang berbeda dari yang lainnya. Pesantren literasi pertama di Indonesia yang di dalamnya adalah para santri yatim dan dhuafa yang setiap bulannya menghasilkan buku per satu orang. Itu adalah salah satu inovasi hingga beliau mendapatkan banyak penghargaan-penghargaan yang besar di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini membuktikan bahwa Mang Geo berhasil menambah (Add Value) atau nilai dari sesuatu yang telah ada.

Narasumber kedua yaitu Mang Yayat. Beliau adalah penggagas Tahu Baca di Bandung, beliau mampu menginovasi dirinya hingga menjadi orang yang berharga di mata masyarakat. Mang yayat selalu mengajak masyarakatnya akan pentingnya membaca, dengan setiap hari berkeliling menjual Tahu sambil menyebarkan buku-bukunya kepada masyarakat dengan sistem simpan pinjam. Bahkan terkadang Tahunya tidak habis terjual, “Kadang mah buku na mah loba nu minat, tahu na mah teu laku” ujarnya.
Mulai dari 3 buku, 50 buku, dan kini sudah ada 6000 buku dirumahnya. Beliau mendirikan sebuah Taman Bacaan Masyarakat yang mampu sampai ke istana negara. Padahal kalau di lihat latar belakangnya Mang Yayat hanyalah tamatan kelas 4 SD. Itulah sebuah "add value" dari inovasi yang mereka ciptakan. Hasil dari semua itu mereka bisa kuasai dunia.

Mang Geo menambahkan "siapapun yang bisa meng-add value sesuatu yang telah ada maka dia bisa punya segalanya”. Artinya seorang Mang Yayat yaang tukang tahu tapi karena memang bisa menambah nilai dari sesuatu yang telah ada maka derajatnya bisa meningkat 1000x lipat. Coba bayangkan, tukang tahu itu banyak, tapi siapa sangka kalau bisa meng-add value hal tersebut, maka akan menjadi hal yang luar biasa.
Kemudian keberhasilan Mang Geo juga dalam meng-add value pesantren. Pesantren itu juga banyak tapi hanya peaantren uniklah yang bisa mendapatkan penghargaan.

Kemudian pembicara ketiga disampaikan oleh Dr. H. Karyoto selaku Ketua STAI HAS Cikarang. Beliau mengungkapkan menurut ayat qur'an bahwa : " Allah tidak akan mengubah suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang merubahnya."
Literasi itu sangat penting kita pahami karena akan kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Budaya literasi di kampusnya memang belum stabil tapi beliau menghadirkan acara ini untuk menstabilkan literasi di kampusnya. Sehingga mahasiswanya memahami hakikat dari pada Literasi yang sesungguhnya.

Di sesi kedua, dihadirkan Abah Uje selaku Aktivis Literasi Bismirobbik, Q Jabal Ulah selaku Aktivis Literasi Islami, dan juga Mang Ana seorang Ahli Literasi Tafsir Qur'an. Tidak lupa moderator yang memandu adalah Kang Asmud selaku Ketua Umum Ampli (Asosiasi Mahasiswa Pecinta Literasi Islami).
Pembahasan pertama diawali oleh Abah Uje, beliau selalu akrab dengan quotes nya, "aku berliterasi maka aku kenal tuhanku." Kenapa mahasiswa harus berliterasi islami ? Jawaban sederhananya adalah karena memang perintah dalam QS. Al- Alaq. Alasan lainnya, mengapa kita harus berliterasi islami ? Kerena pembacaan yang tidak disertai bismirabbik akan menimbulkan split personality. Artinya Pemecahan kepribadian atau sering juga disebut kepribadian ganda, atau juga lebih dikenal dengan nama alter ego. Merupakan suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain.
Pahamilah bahwa ketika berliterasi tidak boleh abal-abal. Harus jelas referensinya. Yang jelas benar-benar kuat. Berliterasi itu bukan hanya sekedar mengejar dunia saja, melainkan ketika kita berliterasi maka harus bernilai ibadah. Caranya berliterasi islamilah. Karena literasi islami selalu berlandasakan keberimanan kita kepada Allah swt.
Konsep literasi bismirobbik yang berlandaskan Al-Qur'an dan As-ssunah Siroh Nabawiyyah mempunyai lima tahapan, diantaranya :
1. Tahapan Pemahaman Kondisi (Qiro'ah) Q.S Al-alaq : 1-5
2. Tahapan Pentingnya Penorehan Sejarah (Qolam) Q.S Al-Qolam
3. Tahapan Pentingnya Pembersihan (Tazkiyah) Q.S Al-Muzzamil
4. Tahapan Penyebaran (Dakwah) Q.S Al-Mudatsir
5. Tahapan Pembuka Tabir Kemenangan (Fatihah) Q.S Al-Fatihah.

Dilanjutkan dengan pembahasan yag kedua oleh Qi Jabal Ulah, tentang pentingnya kita memahami Trilogi Literasi Aqidah. Terdapat dalam Q.S Fatir ayat 32.
Allah SWT berfirman:
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar. (QS. Fatir : 32)
Ketiga hal yang harus kita pahami dari ayat tersebut adalah adalah pertama, "dzolimu li nafsi" atau mendzolimi dirinya sendiri. Sebagaimana dzolim itu artinya tidak bisa menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Orang akan hancur hidupnya jika sudah berani dzolim dalam hidupnya. Sebaliknya orang itu akan disayang Allah jika tidak berani melakukan perbuatan dzolim kepada Alloh. Salah satunya kita tidak mendzolimi aturan Allah swt sebagai sumber loyalitas, legalitas dan otoritas.
Kedua, "muktasidun" atau mengambil sebagian dan menolak sebagian. Atau orang itu tipenya biasanya pertegahan. Mengambil sebagian ayat-ayat Allah dan menolak sebagiannya, maka itulah orang yang akan mendapat azab dari Allah SWT.
Terakhir dari Trilogi Literasi Akidah adalah "sabiqun biidznillah" atau berbuat dengan perintah dan atas izin Allah. Inilah yang seharusnya kita patut contoh. Ketika kita sudah diikat oleh aturan Allah, maka segala apapun harus berdasarkan perintah supaya menjadi nilai. Berbeda dengan orang yang tidak diperintah; langsung kerja, maka dia kerja akan sia-sia.
Pembicara yang ketiga ini dari Mang Ana. Beliau menguatkan bahwa literasi bismirobbiklah yang akan menyelamatkan dari kesia-siaan. Melpaskan dari kata percuma. Maka Mang Ana menyebutkan "hidup ini hanya sekali maka berilah arti."
Mang Ana menyebutkan bahwa ada lima tingkatan yang harus ditempuh oleh seorang manusia jika menempuh dengan literasi bismirobbik. Kita berliterasi yang diawali dengan kalimah toyyibah. Ketika kalimah toyyibah ini diikatkan dengan seorang manusia maka jadilah istilah yang
1. Sahsiah Toyyibah (pribadi yang baik). Pribadi yang bersih dari kemusyrikan kepada Allah. Dari pribadi inilah kita akan memulai kepada sekup yang lebih besar.
2. Usroh toyyibah (keluarga yang baik). Pribadi yang baik akan menikah dengan pribadi yang baik pula. Sehingga terciptalah usroh toyyibah.
3. Qoryah Toyyibah (kampung yang baik) setelah satu keluarga menjadi satu RT, satu RW dan bertambah lagi menjadi satu kecamatan dan kota. Semakin banyak pribadi yang dibalut kalimah toyyibah maka akan semakin besar.
4. Baldah toyyibah (negara yang baik) atau negara yang diampuni. Sering kali kita mengharapkan bisa terwujud negara yang diampuni walaupun terkadang dengan segala arogansi pribadi-pribadi itu hingga akhirnya menyulitkan terwujudnya "baldatun toyyibatun wa robbun ghoffur".
5. Khilafah fil ard. Sekup yang lebih besar yaitu dunia. Setelah terwujudnya beberapa negara yang didalamnya terdapat pribadi yang dibalut kalimah toyyibah "Laa ilaaha illallah- Muhammadu rosulullah".

Acarapun selesai dan di akhiri dengan sesi foto bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hymne STAI HAS

Berkah Sowan ke Kyai